Struktur bahasa arab, amat berbeda dengan bahasa Indo-German
( enghlish, french, German ). Keistimewaan dan kekhususan kata-katanya berasal
dari satu akar kata, yang terdiri dari tiga huruf mati ( consonant ). Kata-kata
akar tiga huruf itu dalam bentuk kata kerja perfect (=masa lalu) orang
ketiga masculine “Huwa”. Akar kata qtl yang berarti bunuh
menunjuk pada qaatala = dia telah membunuh. Bertolak dari akar
kata ini Pangkal pengambilan kata-kata lain, dengan jalan memberi awalan,
akhiran, sisipan. Pembentukan Kata Benda dalam Kalimat ditentukan harkat
akhirannya (I’rob), dan kata kerja ditashrifkan (perubahan awal, akhir,
sisipan) untuk menunjukan pelaku (orang ke- I, II, III), bilangan, jenis, masa,
alat. Kata-kata dibagi dalam tiga macam: kata kerja, kata benda: adjective, adverb, pronoun, dan selainnya dimasukan
dalam particle: kata penghubung,kata seru, dst.
Kata Kerja
Tiap-tiap akar kata kerja mendapat kemungkinan untuk dikembangkan dengan jalan menambahkan satu atau lebih tambahan sisipan mengikuti salah satu dari sembilan pola ( bentuk ) yang baru. Tiap-tiap pola ini erat hubunganya dengan arti bentuk asal ( akar kata ). Seperti qatala = membunuh, tetapi qattala dengan menggandakan "t" berarti : berbunuh-bunuhan . Begitu pula taqa-tala dengan menambahkan awalan "ta" dan memanjangkan "qa-" kata kerja akar, akan berarti : bunuh-membunuh satu sama lain = bila keadaan pembunuhan balas membalas dengan sengit dan hebat.
Kata kerja dalam bahasa arab hanya dalam dua masa ( aspek ) saja. Pertama : perfect dan kedua : imperfect. Pembagian demikian sebenarnya untuk membedakan apakah kerja atau aksi itu sudah selesai atau masih akan dikerjakan, jadi unsur waktu sangat relatif. Kata kerja "Perfect" disebut fi'lu al madhi = menunjukan waktu aksi itu sudah selesai. Dan kata kerja "Imperfect" menunjukan bahwa aksi itu sedang atau akan terjadi.
Kata Benda
Di dalam bahasa arab kata benda ditarik dalam berbagai bentuk dari kata kerja. Umpamanya dari kataba = menulis adalah akar kata ( asal ) beberapa kata benda seperti katib = penulis, maktub = yang dditulis, kitabah = buku, maktab = kantor ( ruang tempat menulis ), maktabah = perbukuan ( perpustakaan ), muktabah = surat menyurat, dan lain-lain.
Dalam bahasa arab perubahan itu sistematis, tiap-tiap kata kerja dapat dibentuk kata benda aktif ataupun pasif. seperti qatala, qatil = pembunuh ( isim fa'il ) sebagai participle aktif , dan maqtuul = yang terbunuh ( isim maf'ul ) sebagai participle pasif. Dapat pula diambil dari akarnya dengan nama masdhar atau dari participle diatas.
Suatu kata benda tunggal dapat dijadikan jamak dengan mengadakan perubahan. Dalam bahasa arab dikenal dua jenis bentuk jamak yaitu yang kuat ( mudzakar ) dan yang lemah ( mu'annats ) ( tidak teratur = taksir ).
Jamak yang kuat dibentuk dengan menambahkan beberapa huruf di belakang kata benda tunggal itu. Dan Jamak lemah dibentuk dengan bermacam-macam variasi penambahan atau penggantian harakat, sisipan, awalan, akhiran, pada kata benda tunggalnya. Misal jamak lemah : walad menjadi awlad = anak laki-laki, qalb menjadi quluub = hati, kalb menjadi kilaab = anjing, kitaab menjadi kutub = buku, nahr menjadi anhaar = sungai.
Kata Ganti ( Pronoun )
Mengenai kata ganti ini sebenarnya sama macam dan ragamnya dengan kata
itu dalam bahasa inggris. Perbedaan yang jelas adalah dalam hal kata ganti
untuk dua ( dual ) tersendiri هُمَا أَنْتُمَا. Sedangkan dalam bahasa inggris termasuk dalam jamak saja. Kata
ganti dalam bahasa Arab : yang dibicarakan atau ghoib ( dia هُوَ ؛ هِيَ mereka هُمَا ؛ هُمْ ), yang diajak bicara atau mukhotob ( kamu أَنْتَ ؛ أَنْتِ kamu sekalian,
؛ أَنْتُمَا أَنْتُمْ ؛ أَنْتُنَّ ), yang berbicara atau mutakkalim ( saya أَنَا Kami نَحْنُ
).
Kata Sifat ( Adjective )
Dalam bahasa arab kata yang berfungsi sebagai adjective adalah kata
benda yang berfungsi sebagai keterangan yang tidak terpisah dalam kalimat. Jadi
hal itu berbeda dengan adjective dalam bahasa inggris. Sebagian besar kata
benda dengan pola tertentu hanya dipakai ssebagai adjective, seperti jamiill جَمِيْلٌ = bagus, cantik,
كَرِيْمٌ kariim = berhati
mulia, bangsawan,pemurah كَبِيْرٌ kabiir = besar/tua,. Memang ada kata
benda yang tidak berfungsi adjective, sedang ia dalam bentuk yang sama seperti thaariq = jalan, cara, sabiil = cara, jalan.
Kata Keterangan ( Adverb )
Seperti diketahui bahwa adverb itu dalam bahasa inggris adalah adjective
yang berakhiran “ly”. Adapun dalam bahasa arab pada umumnya tidak menjadi
persoalan apakah dari adjective atau tidak, karena adverb adalah termasuk kata
benda yang menjadi keterangan penderita ( tujuan ) saja, seperti mengenai waktu ( صُبْحَا ) diwaktu subuh, QS.100:3 فَالْمُغِيْراتِ صُبْحَا dan kata keterangan tempat ( تَحْتَهُ ) dalam QS.18:82
وَ كَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَّهُمَا menerangkan suatu keadaan atau kejadian dalam
waktu atau tempat.
Partikel ( particle ) : Kata Perangkai, Kata Depan, Kata seru, Nahyi
Partikel dalam bahasa Arab tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap
kata lainnya dalam suatu kalimat, namun umumnya bentuk dan harkatnya tetap (
tidak mengalami perubahan . Termasuk dalam bagian ini, kata perangkai,kata
depan, kata seru yang menunjukkan tanya,
atau kata penyangkal ( tidak ). Pokoknya kata-kata dalam kategori
partikel ini, tidaklah membawa pengaruh dalam susunan kalimat. Adapun
preposition ( kata perangkai ) memang termasuk
dalam partikel, namun yang satu ini dikecualikan karena mempunyai
pengaruh terhadap kata benda sesudahnya
Fa’ala
Untuk menjelaskan bentuk kata kerja dan kata benda, orang arab tidak
menamakannya dengan jalan memperinci fungsi dan perubahannya, tetapi
menggunakan pola umum dengan asal kata “
فَعَلَ “ sebagai model. Jadi participle aktif ( قَاتِلٌ ), dikatakan : sebagai modelnya ( فَاعِلٌ ) dan participle pasif مَقْتُولٌ dengan model ( مَفْعُولٌ). Begitu juga adjective كَرِيْمٌ adalah modelnya (
فَاعِلٌ )
Struktur ( susunan kalimat )
Ada dua bentuk kalimat dalam bahasa Arab. Pertama, kalimat verbal : kalimat yang dimulai dengan kata kerja seperti kalimat : membaca
si Ahmad buku itu
, kalimat ini memiliki kata kerja yang didepan letaknya. Kedua, kalimat
nominal : kalimat yang dimulai dengan
kata benda atau kata ganti ( pronoun ) sebagai subyek, seperti Ahmad (
sedang ) membaca buku itu.
Memang kalimat verbal agak janggal kedengarannya dalam bahasa Indonesia
, dimana kata kerja lebih dahulu dari subyeknya. Begitupula dalam bahasa
Inggris, karena dalam bahasa Arab tidak dikenal adanya kata kerja “ to be “ .
Sedangkan dalam susunan kalimat bahasa Arab tidaklah dinyatakan kata “ sedang “
di atas.
Dalam bahasa Arab terdapat pula
predicate ( sebutan dalam kalimat ) itu terdiri dari kata kerja dan subyek.
Contoh : Laki-laki (
yang ) datang itu bapaknya, Laki-laki
adalah subyek dan ( yang
datang = kata kerja ) adalah predikat,
sedangkan “ bapaknya” adalah subyek dari kata kerja “yang datang “ .
Perbedaan pokok kalimat verbal dan
nominal adalah kata mana yang lebih dahulu, apakah kata benda atau kata kerja. Apabila kata kerja terletak
lebih dahulu dinamakan kalimat verbal ( Jumlah Fi’liyah ), dan bila kata
benda lebih dahulu dinamakan kalimat
nominal ( Jumlah Ismiyah ).
Ada tiga macam keadaan predicate dalam kalimat nominal :
1. Predikat
sebuah kata benda atau adjective, seperti : رَجُلٌ عَظِيْمٌ ؛ اللَّهِ رَسُولُ مُحَمَّدٌ
2. Predikat sebagai penderita ( preposition = kata depan ),
seperti : عِنْدَ تَلْمِيْذٍ حَقِبيْبَةٌ ؛ السَّلَامُ
عَلَيْكُمْ
3. Predikat
merupakan anak kalimat :
a. Verbal , seperti : Laki-laki ( yang ) datang
itu bapaknya = yang datang itu bapaknya
b. Nominal, seperti : Laki-laki (
yang ) anaknya rajin itu = anak laki-laki itu rajin
Menyampaikan satu ilmu yg bermanfaat, tak ubahnya menyumbangkan sebuah kehidupan.
BalasHapus